METAL
SYNDICATE FEST #2, salah satu gigs berahaya dan merupakan puncak dari
rangkaian tour album “Revolusi dan Agresi” wilayah Jabodetabek, dari
band asal Bandung, DEVORMITY, yang digelar pada tanggal 19 April 2015 di
Gedung Kesenian, Rawa Buaya – Jakarta Barat. Dimana tempat ini
merupakan milik pemerintahan wilayah Jakarta Barat, yang memiliki
fasilitas guna tempat menampung kreatifitas kesenian warganya. Baik
kesenian betawi, daerah, gamelan jawa, dan juga tempat pertunjukan seni
tari, maupun pertunjukan lainnya.
Berawal dari telepon saya dengan salah satu pihak panitia penyelenggara Metal Syndicate Fest #2, Rafli, pada selasa malam (14/4), guna meminta perizinan perihal peliputan untuk dokumentasi pribadi saya berkaitan dengan film dokumenter untuk tugas akhir perkuliahan beberapa tahun mendatang, dengan tema INDONESIAN EXTREME SCENE. (untuk detilnya, mungkin anda perlu membaca beberapa postingan artikel lampau di blog saya ini). Tak disangka, selain beliau menyambut perizinan saya dengan hangat, dimana singkat dari akhir kesepakatan, saya diberi kepercayaan tidak sekedar meliput dari moshpit, namun juga diberi all acces untuk peliputan, baik di panggung, backstage, maupun tempat lain, all in pokonamah.:) terimakasih...
Kita menuju pokok bahasan yes........:)
Metal Syndicate Fest #2, menerapkan referensi mereka dari sebuah event di salah satu daerah Negara di Benua Eropa, tepatnya Ludwigshafen – Germany. (http://sultansofdeath.de/bands#!/shows / www.facebook.com/SultansOfDeath). Jelasnya, ketika band melakukan prepare, tirai tertutup, dan tak terihat dari depan audience. Suasana seketika hening, kemudian setelah prepare selasai dilakukan, dan intro bergemuruh, barulah tirai terbuka.
Selain
empunya hajat, band pengisi dari wilayah, dan Tangerang juga ikut andil
dalam perhelatan ini. Beberapa dari band yang tampil, mereka baru saja
merampungkan album pertamanya yang akan rilis di bulan Mei 2015 melalui
beberapa label rekaman di Jakarta.
METAL SYNDICATE https://www.facebook.com/MetalSyndicate
Devormity Death https://www.facebook.com/Devormity?fref=ts
Galak https://twitter.com/pasukangalak
Omnivorous https://twitter.com/_Omnivorous
Apoteoza https://www.facebook.com/pages/Apoteoza/227574120611697
Omnivorous https://twitter.com/_Omnivorous
Apoteoza https://www.facebook.com/pages/Apoteoza/227574120611697
Infinite rotation https://www.facebook.com/IRdeathofficial
Torturing quietly https://www.facebook.com/TorturingQuietly?fref=ts
Dari
line-up tersebut diatas, ada salah satu band yang batal untuk membuka
perhelatan Metal Syndicate Fest #2, Ordo, dan juga System Terror.
Meskipun rundown sedikit berubah dari jadwal, karena waktu check sound
juga lumayan memakan waktu lama, dan baru start dengan line-up kedua
pada jam 11:40. Hal ini tak berpengaruh terhadap semangat teman-teman
metalhead yang datang untuk menyambut line-up pembuka.
Harak, yang menamakan dirinya Groove Death Metal ini merupakan pembuka yang sanggup merangsang gairah audience dengan apik.
Sementara
sebelum break adzan dzuhur berkumandang, yang kemudian disusul oleh
Volt Idiot, dimana sang vocal selalu menyebutkan inspirasi dari lagu
yang mereka bawakan.
Dilanjutkan dengan aroma slamming dari Torturing Quietly, dengan permainan brutal dan vocal yang geram, kian menjadikan moshpit bersinergi.
Dilanjutkan dengan aroma slamming dari Torturing Quietly, dengan permainan brutal dan vocal yang geram, kian menjadikan moshpit bersinergi.
Pada line-up keempat, diisi oleh band technical death metal yang cukup matang menurut saya, mereka adalah Infinite Rotation.
Setelah itu, guttural growl yang dibawakan oleh Jeritan Babi cukup membakar adrenalin metalhead yang berada di depan moshpit. Mereka kian mengikuti provokatif geram sang vokalis, dengan menambah pergerakan suasana semakin brutal arena moshing, dan sedikit chaos terkendali untuk mereka yang sedang menikmati headbang dari permainan musik mereka, super. Salute!!!
`
Underseventeen mengambil alih waktu setelah jeritan babi. (Sementara saya harus keluar gedung untuk mengambil sedikit take video.)
Underseventeen mengambil alih waktu setelah jeritan babi. (Sementara saya harus keluar gedung untuk mengambil sedikit take video.)
Dilanjutkan oleh Apoteoza, yang diisi oleh Uci pada vocal. Dan dengan permainan Melodic Folk Metal yang cukup ganas dari Mas Wahyu GENESIS MERCHANDISE dkk., memberikan suasana berbeda dari panggung. Permainan mereka sanggup membius audience selama APOTEOZA diatas panggung.
Setelah itu, trioman asal Ciledug yang cukup kejam menguasai panggung. Yep, Omnivorus. EP mereka akan segera rilis pada bulan Mei ini melalui Brutal Mind Records.
Setelahnya
NU Metal, ada GALAK dengan ciri khas vokalis mereka yang mengenakan
topeng. Terror lagu-lagu mereka tak luput dari perhatian audience untuk
ikut menyanyikan beberapa lagu yang dibawakan oleh band ini.
Line-up kesebelas, diisi oleh ABGOTTER yang hendak melakukan check sound. Audio dan lampu-lampu panel yang seketika mati, sontak membuat soundman sedikit kewalahan mencari sumber masalah. Listrik yang mati secara keseluruhan di wilayah sekitar ini ternyata terjadi pada waktu yang tak disangka sebelumnya. Usut punya usut, jenset fasilitas dari venue-pun tak bisa digunakan. Panitia bergerak cepat mencari solusi. Pihak PLN, maupun penjual jasa sewa jenset mereka hubungi satu persatu guna mengambil langkah singkat penyelesaan masalah. Alhasil, keberuntungan belum menjadi jodoh mereka, listrik mati diselingi cuaca gerimis bertahan hingga tiga jam terhitung dari pukul 15:00.
Setelah sekian lama menunggu, dan beberapa teman-teman metalhead yang telah berhamburan memilih pulang, mulai berkerumun kembali mengisi barisan antrian masuk venue pertunjukan. Setelah break adzan maghrib, ABGOTTER kembali merampungkan check sound mereka, yang kemudian tak lama memulai serangan diatas panggung dengan nuansa technical death metal mirip Siksa Kubur kalau saya bilang (curiga).
Segan, permainan mereka dengan pacuan penuh ereksi panggung, menjadikan mosphit kian bangkit setelah sebelumnya gelap dan hening. ABGOTTER juga tengah menyiapkan album mereka, yang akan rilis pada bulan Mei. Album bertittle “Rebelligion” ini, akan dirilis oleh label yang dimotori Andre, yep, SICKNESS PRODUCTION. Dan ternyata, 30 April distribusi album mereka telah beredar, dan bisa didapatkan beberapa di store indie label.
Selanjautnya,
giliran black / death metal menguasai panggung Metal Syndicate Fest #2,
mereka adalah ABHIRA. Melalui Brutal Infection Records, yang digawangi
oleh Mas Alvan, awal bulan Mei album mereka akan beredar.
Disusul oleh NICROVAGINAL, yang membawakan beberapa lagunya, dan ditutup dengan “Mati Anj**g”. Dengan konsep Brutal Death Grind mereka, serentak teman metalhead yang berada di depan stage berkerumun saling riuh dengan sesekali berinteraksi dengan Sang Vokalis. Rupanya, mereka menyambut baik penampilan band ini, hingga menuju line-up selanjutnya.
Menuju empat band terakhir, pada line-up ini giliran kawanan Death Metal yang ‘kejam’, merampas perhatian audience dengan permainan mereka diatas panggung. Komunikasi yang baik dari Uci, Sang Vokalis, menjadi perhatian khusus audience untuk tetap tertuju pada stage dengan selingan nuansa jenaka diselah-selah interaksinya. KARNAK, sukses membuat suasana brutal dengan ganas...respect \m/
Meskipun setelahnya sempat terjadi kericuhan pada selah kerumunan metalhead, pihak panitia dan beberapa teman yang berada di arena moshpit sanggup meredakan suasana hingga kembali kondusif.
Selanjutnya,
diisi oleh FADIHAT. Meskipun pada lagu pertamanya, sound mereka
terdengar sedikit bermasalah, namun pada lagu-lagu berikutnya berhasil
mereka selesaikan dengan bersih. Mereka juga membagikan beberapa keping
CD promo lagu barunya. Dan rencana untuk rilis album EP, akan mereka
distribusikan pada bulan Mei ini.
Mendekati line-up terakhir, Sang Legend Bapak Death Metal
asal Jakarta mengambil alih panggung. Band yang telah mengalami
beberapa kali pergantian personil, nampaknya sangat ditunggu oleh para
metalhead yang datang. Sang Gitaris, partner dari Baken Nainggolan
sesekali keluar saat melakukan prepare untuk perlengkapan tempurnya, tak
sedikit ANDRE TIRANDA mendapat sapaan hangat dari audience yang berada
persis didepan stage.
Band yang berencana akan mengeluarkan album kedelapannya ini, pada bulan November mendatang, nampaknya tak banyak basa-basi, suara gemuruh serta distorsi terdengar dengan bersamanya tirai stage terbuka. Beberapa crew dan teman-taman lapak yang tadinya berada diluar, mulai memasuki gedung dan kian menambah panasnya suasana didalam. Tak ingin terlewatkan momen rupanya, banyak dari sudut kanan dan kiri soundman, harus berdiri mencari posisi untuk melihat penampilan SIKSA KUBUR.
Band yang berencana akan mengeluarkan album kedelapannya ini, pada bulan November mendatang, nampaknya tak banyak basa-basi, suara gemuruh serta distorsi terdengar dengan bersamanya tirai stage terbuka. Beberapa crew dan teman-taman lapak yang tadinya berada diluar, mulai memasuki gedung dan kian menambah panasnya suasana didalam. Tak ingin terlewatkan momen rupanya, banyak dari sudut kanan dan kiri soundman, harus berdiri mencari posisi untuk melihat penampilan SIKSA KUBUR.
Kecurigaan saya terhadap ABGOTTER terjawab. Pada salah satu lagu dari album Tentara Merah Darah yang dibawakan oleh SIKSA KUBUR ini, mereka mengajak FAJRIN, Sang Vokalis dari ABGOTTER untuk berkolaborasi. Salute untuk kedua pihak \m/...
Tak
sedikit pula bagian dari teman-teman metalhead ikut menyanyikan salah
satu lagu album ke-enam SK yang bertittle St. Kristo, yep ‘Burung
Bangkai’.
(sementara itu, saya harus keluar gedung untuk mengambil battery camera di pos satpam. Sial memang, saya berputar keliling mencari konektor, hanya disana saya menemukannya, #diFilterAja). Dan kembali masuk gedung, dimana DEVORMITY tengah melekukan prepare.
Empunya hajat menutup perhelatan ini dengan cukup ‘panas’. Mengingat ini tour puncak album mereka “Revolusi dan Agresi Tour wilayah Jabodetabek”, teman-teman metalhead nampaknya sangat antusias menyambut mereka. Vokalis baru mereka, menjadikan magnet tersendiri oleh teman-teman yang datang. Tak hanya vocal yang matang, sambutannya juga mendapat apresiasi dari audience.
Dibuka
dengan intro ‘War Begins’, membangkitkan suasana kembali memuncak.
Banyak taman-teman yang awalnya masih duduk santai, ikut berdiri untuk
headbang mengikuti Groovy Death Metal Suffering dari DEVORMITY.
Sepertinya,
band yang sudah berganti vokalis ini tetap memiliki dan/atau
mempertahankan ciri vocal yang nyaris mirip dengan sosok almarhum Rajiv
menurut penilaian saya. Seperti yang kita ketahui, almarhum Rajiv yang
merupakan vokalis awal DEVORMITY adalah korban perbuatan biadab “DS”
(inisial) lebih dari satu tahun lalu. Semoga, pelaku yang sudah mendekam
di tahanan,mendapat pencerahan atas perbuatannya, serta almarhum Rajiv,
adik dan pembantunya dapat tenang di alam sana dan mendapat tempat yang
layak disisiNya...
Namun sangat disayangkan, terhitung pukul 21:15 dengan lagu pertama, mereka tak banyak mendapat sisa waktu yang diberikan oleh pihak venue. Perijinan yang memang awalnya diperpanjang karena kendala teknis sejak sore tadi, sudah tidak bisa ditolerir lagi. Sangat disayangkan, DEVORMITY hanya sanggup menyuguhkan empat buah lagu. “maaf, sayang sekali, sepertinya waktu belum berjodoh dengan kita”, ucap ‘Dika’, Sang Vokalis. Meskipun demikian, gempuran suasana dengan arena moshpit yang kian memanas, dengan teriakan teman-teman metalhead meminta salah satu lagu yang mereka cover pada albumnya, alhasil ditutup dengan lagu cover dari JASAD, ‘Urine Campur Nanah’ dapat melampiaskan ereksi adrenalin metalhead yang berpogo, moshing dan headbang di dalam venue.
Diakhiri dengan hangat, Metal Syndicate Fest 2 membuktikan militansinya. Terhitung dari persiapan, pelaksanaan, mengatasi masalah
tak terduga, hingga seluruh elemen yang terlibat, dan tak terlupakan
teman-teman pasukan dari beberapa wilayah dan daerah, semua saling
sinkron...Salute \m/
Semoga, kedepannya lebih baik.!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar